Monday, November 9, 2009

Untuk Ibu Pertiwi


Khalil Gibran

Bukit-bukit di negeriku kini tenggelam
Oleh darah dan air mata
Apa yang dapat dilakukan oleh seorang anaknya yang merantau?
Untuk masyarakatnya yang sengsara?
Apa pula gunanya keluh-kesah
Seorang penyair yang sedang tidak di rumah?

Seandainya rakyatku mati dalam pemberontakan menuntut nasibnya,
Aku akan berkata “Mati dalam perjuangan
Lebih mulia dari hidup dalam penindasan”
Tapi rakyatku tidak mati sebagai pemberontak
Kematian adalah satu-satunya penyelamat mereka,
Dan penderitaan adalah tanah air mereka

Ingatlah saudaraku,
Bahawa syiling yang kau jatuhkan
Ke telapak tangan yang menghulur di hadapanmu,
Adalah satu-satunya jambatan yang menghubungkan
Kekayaan hatimu dengan cinta di hati Tuhan.



Selengkapnya...

Thursday, August 27, 2009


Kasihan bangsa yang memakai pakaian yang tidak ditenunnya,
memakan roti dari gandum yang tidak dituainya
dan meminum anggur yang tidak diperasnya

Kasihan bangsa yang menjadikan orang bodoh menjadi pahlawan,
dan menganggap penindasan penjajah sebagai hadiah.
Kasihan bangsa yang meremehkan nafsu dalam mimpi-mimpinya ketika tidur, sementara menyerah padanya ketika bangun.

Kasihan bangsa yang tidak pernah angkat suara
kecuali jika sedang berjalan di atas kuburan,
tidak sesumbar kecuali di runtuhan,
dan tidak memberontak kecuali ketika lehernya
sudah berada di antara pedang dan landasan.

Kasihan bangsa yang negarawannya serigala,
falsafahnya karung nasi,
dan senimannya tukang tambal dan tukang tiru.

Kasihan bangsa yang menyambut penguasa barunya
dengan trompet kehormatan namun melepasnya dengan cacian,
hanya untuk menyambut penguasa baru lain dengan trompet lagi.

Kasihan bangsa yang orang sucinya dungu
menghitung tahun-tahun berlalu
dan orang kuatnya masih dalam gendongan.

Kasihan bangsa yang berpecah-belah,
dan masing-masing mengangap dirinya sebagai satu bangsa.




Selengkapnya...

Sunday, May 31, 2009

PDP,lebih dari sekedar Parpol


Pemilu Legislatif 2009 menyisakan banyak cerita,perolehan suara PDP secara Nasional hanya sekitar 0,86% membuat kita kader-kader PDP tercengang dan seakan-akan tidak percaya akan hal ini,marah sedih dan kecewa terhadap proses PEMILU kali ini,mulai dari kecurangan DPT yang dilakukan oleh pemerintah selaku penanggung jawab PEMILU hingga banyaknya suara-suara PDP yang dicuri oleh partai-partai lain.Terlepas dari itu semua,nasi sudah menjadi bubur,sejarah telah mencatat bahwa PDP tidak lolos Parlementiary Threshold dan sejarah pula yang mencatat PDP berubah status dari Partai baru yang potensial menjadi Partai ‘Gurem’.Dengan catatan sejarah diatas yang menjadi pertanyaan bagi kita kader-kader PDP adalah apakah Partai ini akan terus berkiprah dan melanjutkan perjuangannya?Sebelum menjawab ada baiknya kita melakukan flashback terhadap perjalanan PDP .

PDP dan sejarah singkat perjalanannya

Dimulai dari 1 Desember 2005 disaat PDP dilahirkan dari sebuah proses antithesa terhadap kepemimpinan sebuah organisasi partai politik terbesar di negeri ini sehingga melahirkan sebuah gerakan moral,gerakan pembaruan dan berkembang menjadi sebuah gerakan massive hingga keseluruh pelosok tanah air yang menginginkan adanya sebuah pembaruan didalam system organisasi Partai Politik.Sistem Pimpinan Kolektif kemudian diperkenalkan menjadi sebuah solusi terhadap kebuntuan system prerogative sang Ketua Umum yang dianggap “mengebiri” proses demokrasi itu sendiri dan pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi dari sebuah Partai Politik yang berlabelkan Demokrasi.
Seiring perjalanan waktu,PDP dengan system kolektif kolegialnya banyak mendapat hambatan yang cukup serius didalam usaha mengembangkan Partai dan menjalankan visi dan misi perjuangannya.Nahkoda PDP,Ir Laksamana Sukardi mulai disorot dan dijadikan “target operasi” para kompetitor PDP didalam menghancurkan Partai ini. Berbagai kasus direkayasa untuk mejerat serta ‘membunuh’ karakter Sang Nahkoda yang kesemuanya ini ditujukan untuk mematikan dan mengerdilkan PDP. Yang paling mencolok adalah dijadikannya Ir Laksamana Sukardi sebagai tersangka dalam kasus penjualan VLCC oleh pansus DPR RI,masih segar dalam ingatan kita bersama bagaimana begitu emosionalnya Gayus Lumbuun salah seorang anggota Pansus menyebut – nyebut nama Ir Laksamana Sukardi sebagai tersangka kasus penjualan VLCC yang katanya merugikan Negara.Dan meminta Kejagung untuk mengusut serta menahan Sang Nahkoda ke dalam penjara.Banyak pihak yang mencibir langkah politisi senayan ini,yang telah melampui kewenangannya sebagai anggota dewan yang terhormat.Kasus ini membuat proses konsolidasi Partai tersendat-sendat,tetapi tidak menyurutkan simpati masyarakat terhadap keberadaan PDP,seiring perjalanan waktu akhirnya kebenaran adalah kebenaran,Kejaksaan Agung tidak menemukan adanya unsur korupsi dalam kasus penjualan VLCC.
Ir Laksamana Sukardi terbebas dari segala tuduhan dan nama baiknya direhabilitasi.Tuhan tidak pernah tidur,kasus yang dialami Laksamana ini metahbiskan beliau sebagai tokoh bebas korupsi.Belum pernah ada tokoh yang dinyatakan tidak bersalah dari KPK dan Kejagung dibumbi politisasi DPR untuk kasus yang sama.Sudah seharusnya kader PDP berbangga hati dengan hal ini,pilihan kita tidak salah.
Usai kasus ini PDP berkonsentrasi terhadap Pemilihan Legislatif 2009,Rakernas pun dilakukan di Surabaya Jawa Timur dan menghasilkan beberapa kebijakan,program partai hingga usulan dari PKP-PKP untuk mencapreskan Nahkoda Pembaruan Ir H. Laksamana Sukardi untuk tahun 2009.Tampaknya cobaan –cobaan terus menghampiri PDP,lepas dari kasus yang menjerat Koordinator PKN timbul cobaan lainnya disaat Partai ini tinggal beberapa bulan lagi ikut dalam Pemilu tanggal 9 April 2009,pencapresan Laksamana Sukardi ditunda sampai menunggu hasil Pileg tanggal 9 april 2009.Hal ini merupakan pukulan berat bagi PDP sebagai sebuah Partai,rasanya belum pernah ada satu partaipun yang pernah melakukan kebijakan seperti ini.Dikalangan simpatisan banyak mempertanyakan kapabilitas Partai ini dan banyak masyarakat yang mendukung PDP menarik kembali dukungannya dikarenakan PDP dianggap sebagai “partai main-main” dan tidak mempunyai sikap.Dibalik kasus ini ada permainan dari segelintir anggota PKN yang juga Plh Partai yang dengan sengaja menciptakan kekisruhan,ini semakin transparan kelihatan ketika Ketua Plh PKN dalam konprensi persnya menyatakan bahwa PDP merupakan saudara muda dan menerima Demokrat sebagai saudara tua disaat menerima Ketua Umum Partai Demokrat,jika dilihat dari komunikasi politiknya tentunya pernyataan ini merupakan komunikasi yang tidak tepat.Jepang pernah menjajah Indonesia dan menguras seluruh kekayaan alam kita,dan slogan nya pada waktu itu Jepang merupakan saudara tua Indonesia.Kemudian diperparah lagi dengan sebuah pernyataan bahwa PDP dan Demokrat bekerjasama didalam saksi-saksi Pemilu,dimana saksi Demokrat akan menjadi saksi untuk PDP di TPS-TPS.
Kebijakan yang sangat strategis ini diputuskan tanpa rapat pleno PKN PDP seperti yang tertuang di dalam AD/RT PDP. Jadi jelaslah bagi kita semua mengapa PDP hanya mendapat 0,86 % suara secara Nasional.

Eksistensi PDP 2009-2014

Dari perjalanan singkat diatas,maka dapatlah kita simpulkan bahwa PDP harus tetap berkiprah untuk tahun-tahun selanjutnya.PDP dengan kolektif kolegialnya merupakan asset bangsa yang harus tetap dipertahankan dan dikembangkan.PDP dilahirkan bukan hanya untuk Pemilu 2009 saja,PDP lahir dari sebuah gerakan yang ingin melakukan Pembaruan,PDP memiliki seorang Nahkoda Pembaruan yang kapabilitas,ketokohannya tidak kalah dari tokoh Partai-partai lain,PDP memiliki visi untuk bangsa ini yang berbeda dari Partai-Partai lain diantaranya visi ekonomi yang bermazhab ekonomi Pancasila ( gombalisasi global-nya Ir Laksamana Sukardi ),PDP memiliki kepengurusan hingga di tingkatan desa dan juga memiliki ratusan anggota dewan yang tersebar diseluruh Indonesia.Fakta-fakta ini merupakan syarat-syarat sebuah Partai Politik yang besar dan harus tetap berkipah.Yang harus kita lakukan adalah disiplin didalam menjalankan AD/RT dan menjalankan roda organisasi dengan menjunjung tinggi system kolektif kolegial.Mari kita mulai melakukan program-program dan berbenah diri mulai dari sekarang. "Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari 2 sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Bangsa yang rela menderita demi pembelian cita-cita." Soekarno
”Kami ingin membangun dunia di mana seharusnya setiap orang merasa bahagia”.Bung Hatta

Oliver Ekacakra



Selengkapnya...

Wednesday, May 27, 2009

Cinta Sang Nabi


Ketika cinta memanggilmu, ikutlah dengannya
Meskipun jalan yang harus kautempuh keras dan terjal
Ketika sayap-sayapnya merengkuhmu, serahkan dirimu padanya
Meskipun pedang-pedang yang ada di balik sayap-sayap itu mungkin akan melukaimu
Dan jika ia berbicara padamu, percayalah
Meskipun suaranya akan membuyarkan mimpi-mimpimu bagaikan angin utara yang memporakporandakan petamanan.

Cinta akan memahkotai dan menyalibmu
Menumbuhkan dan memangkasmu
Mengangkatmu naik, membela ujung-ujung rantingmu yang gemulai dan membawanya ke matahari

Tapi cinta juga akan mencengkeram, menggoyang akar-akarmu hingga tercerabut dari bumi
Bagai seikat gandum ia satukan dirimu dengan dirinya
Menebahmu hingga telanjang
Menggerusmu agar kau terbebas dari kulit luarmu
Menggilasmu untuk memutihkan
Melumatmu hingga kau menjadi liat
Kemudian ia membawamu ke dalam api sucinya, hingga engkau menjadi roti suci perjamuan kudus bagi Tuhan.
Semuanya dilakukan cinta untukmu hingga kau mengetahui rahasia hatimu sendiri, dan dalam pengetahuan itu kau akan menjadi bagian hati kehidupan.

Jangan biarkan rasa takut bersarang, agar kau tak hanya menjadikan cinta tempat mencari senang.
Karena akan lebih baik bagimu untuk segera menutupi ketelanjangan dan berlalu dari lantai penebahan cinta,
Menuju dunia tanpa musim dimana engkau akan puas tertawa, gelak yang bukan tawamu, dan engkau akan menangis, air mata yang bukan tangismu.

Cinta tidak memberi apapun kecuali dirinya sendiri dan tidak meminta apapun selain cinta itu sendiri,
Ia tidak memiliki dan tidak dimiliki
Karena cinta hanya untuk cinta

Ketika engkau mencinta jangan katakan, “Tuhan ada dalam hatiku”; tapi katakan, “Aku ada di hati Tuhan”
Dan jangan berpikir engkau dapat memilih jalan sendiri karena cintalah, jika ia berkenan, yang akan mengarahkan jalanmu.

Cinta tidak pernah berhasrat selain pemenuhan dirinya
Namun jika engkau mencinta dan harus memiliki hasrat, biarlah ini yang menjadi hasratmu :
Melebur diri dan menjadi anak sungai yang mengalir melantunkan nyanyian ke peraduan malam
Mengetahui sakitnya rasa kelembutan
Terluka oleh pemahamanmu sendiri tentang cinta;
Berdarah dengan ikhlas penuh suka cita
Terbangun di saat fajar dengan hati bersayap dan menghaturkan puji syukur untuk hari-hari yang penuh cinta;
Beristirahat di terik siang dan merenungkan puncak-puncak cinta
Pulang di petang hari dengan syukur sepenuh hati

[Kahlil Gibran]


Selengkapnya...

 
© Copyright by OLIVER EKACAKRA  |  Template by Blogspot tutorial